Wednesday, January 7, 2015

ISD : Masalah Penggunaan Bahasa Kasar Pada Mahasiswa Indonesia


ISD adalah pengetahuan yg menelaah masalah2 sosial, khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori2 (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu2 sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) MK
.
ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala2 sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

ISD membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri2 kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia2 lain, serta sikap dan tingkah laku manusia2 lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.

ISD meliputi dua kelompok utama; studi manusia dan masyarakat dan studi lembaga2 sosial. Yg terutama terdiri atas psikologi, sosiologi, dan antropologi, sedang yg kemudian terdiri atas ekonomi dan politik.

Sasaran STUDI ISD adalah aspek2 yg paling dasar yg ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah2 yg terwujud dari padanya.

Contoh kasus ISD :
Penggunaan Bahasa Kasar Di kalangan Mahasiswa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul, oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.

Zaman sekarang mahasiswa telah mengembangkan beberapa bahasa untuk bersosialisasi, seperti bahasa "gaul" contohnya :
          " perkataan lu itu bener binggo"
Binggo tersebut dimaksudkan untuk mengganti kata yang sudah ada di KBBI( kamus besar bahasa indonesia) yaitu banget. Dan sekarang juga banyak mahasiswa yang menggunakan bahasa kasar untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya seperti :
        "Anjing lu" atau "Bangsat"

 Walaupun kata diatas merupakan bahasa yang sangat kasar tapi menurut beberapa mahasiswa itu bahasa yang pantas-pantas saja karena mereka sudah terbiasa menggunakan bahasa tersebut. Penggunaan bahasa tersebut sangat tidak baik karena banyak orang-orang yang lebih muda atau adik kita sendiri dapat mendengar kata tersebut dan menggunakannya untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Maka sebagai mahasiswa yang berpendidikan sebaiknya sebelum berbicara pilihlah kata-kata yang sopan dan tidak menyinggung perasaan teman berbicara kita.